Modul Belajar Mandiri Penerapan K3 dalam Bengkel Kerja

Daftar Isi

Modul Belajar Mandiri Calon ASN P3K Teknik Mesin
Pembelajaran 1. Menerapkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Lingkungan Hidup (K3LH) dan Budaya Kerja Industri

Penerapan K3 dalam Bengkel Kerja

Bengkel pada sebuah industri sangat dominan dalam melakukan berbagai kegiatan teknik atau mekanik. Menempatkan mesin-mesin, bangku kerja, penyimpanan alat-alat, rak, dan yang lainnya, bahkan untuk mengawasi dan melakukan teknik/ administrasi dapat dilaksanakan di bengkel tersebut

Agar para pekerja dapat bekerja dengan nyaman maka perlu memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:

1) Kebisingan

2) Radiasi

3) Cuaca Kerja

4) Penerangan

5) Sirkulasi udara

Ditinjau dari segi jenis kecelakaan yang sering terjadi di dalam bengkel kerja mesin atau perusahaan adalah seperti diperlihatkan pada gambar/grafik di bawah ini:

Gambar 1. 6 Prosentase Penyebab Kecelakaan Kerja di Bengkel Mesin

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kecelakaan kerja di bawah ini diberikan beberapa contoh, baik yang menyangkut unsur mesin, unsur manusia dan unsur lingkungan kerja.

Hampir semua peralatan atau mesin dapat mengakibatkan kecelakaan kerja, tetapi pada uraian ini hanya akan diberikan beberapa contoh peralatan/mesin yang beresiko menimbulkan kecelakaan kerja.

a. Mesin bubut

Kecelakaan kerja yang sering terjadi pada mesin bubut adalah:

1) Terkena benda kerja atau peralatan mesin

Kecelakaan ini terjadi akibat terkena benda atau mesin lain karena penataan mesin yang terlalu dekat. Disamping itu juga diakibatkan putaran yang terjadi pada mesin yang apabila kurang terawat berpotensi mengakibatkan benda kerja yang dijepit akan lepas mengenai operator, roda gigi yang terbuka membahayakan operator, alat potong yang sudah tidak normal akan mengakibatkan terjadinya kerusakan benda atau kecelakaan kerja

2) Terkena beram/ tatal pada badan atau pakaian kerja

Kecelakaan karena benda kerja, antara lain karena tajamnya hasil pembubutan sehingga membuat tangan terluka, beram/tatal potongan yang melilit benda atau adanya putaran tinggi yang menyebabkan beram/tatal terlempar mengenai tubuh atau mata, Terkena beram mesin. Apalagi apabila pemotongan tidak dilakukan menggunakan pendingin yang akan berpotensi beram menjadi panas, sehingga dapat membakar tubuh atau pakaian kerja.

3) Tangan/ jari terlilit benda kerja

Kecelakan karena proses pembubutan, umumnya karena operator kurang hati-hati atau melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan SOP (Standar Operational Procedure). Kondisi kecelakaan yang sering terjadi adalah diakibatkan karena operator menghaluskan benda kerja yang sedang berputar menggunakan amplas atau kikir, menyingkirkan beram, atau membersihkan kotoran pada kartel atau ulir.

b. Mesin gerinda

Kecelakaan kerja yang sering terjadi pada mesin gerinda adalah:

1) Terkena Arus Listrik

Kecelakaan kerja karena terkena arus listrik ini disebabkan oleh pemasangan instalasi kelistrikan pada mesin tidak baik, sehingga arus dapat mengalir melalui badan mesin gerinda.

2) Terkena pecahan batu gerinda

Kecelakaan ini disebabkan pada mesin tidak dipasang penutup batu gerinda, sehingga pada saat batu gerinda pecah akan terlempar. Karena batu gerinda tanpa pelindung, maka kemungkinan pecahan batu gerinda tersebut dapat mengenai pekerja.

3) Jari tangan terpotong oleh batu gerinda

Kecelakaan ini disebabkan oleh tidak benarnya pemasangan penyangga benda kerja (jarak antara batu gerinda dan penyangga benda kerja terlalu lebar). Jarak penyangga dan batu gerinda yang benar adalah sebesar 2 sampai 3 milimeter

c. Mesin bor

Kecelakaan kerja yang sering terjadi pada mesin bor adalah:

1) Terkena Arus Listrik

Kecelakaan ini biasanya diakibatkan oleh pemakaian mesin bor tangan yang digerakkan listrik, di mana groundnya tidak terhubung. Untuk mesin bor meja dan bor tiang kemungkinannya adalah sistem pemasangan kelistrikannya yang tidak benar.

2) Rambut terpintal oleh mata bor

Kecelakaan ini diakibatkan oleh penutup mata bor pada mesin tidak terpasang, dan manusia yang bekerja pada mesin bor tidak menggunakan alat-alat keselamatan kerja, seperti penutup rambut atau penutup kepala. Apabila tidak memakai penutup rambut, maka sebaiknya rambut yang panjang diikat terlebih dahulu. Di samping itu juga tidak berkonsentrasi dalam bekerja (sewaktu melakukan pengeboran)

d. Bengkel Kerja Standar

Ditempat kerja atau bengkel, sangat penting dan harus mempunyai pertimbangan apa yang harus dilakukan dan penataan tempat dan jenis mesin yang dipakai untuk kenyamanan dalam melakukan suatu kegiatan pekerjaan sangatlah dibutuhkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang sesuai dengan prosedur dan standar supaya tidak terjadi kecelakaan yang tidak diinginkan oleh semua pihak. 

Dalam hal hubungan antara bengkel dengan operator, seorang operator sebelum bekerja perlu memperhatikan hal-hal berikut:

1) Harus mengetahui jenis mesin apa yang digunakan pada saat bekerja

2) Memperhatikan lingkungan dan keadaan tempat kerja

3) Memeriksa bagian-bagian berbahaya pada mesin tersebut

4) Mesin harus dalam keadaan bersih.

Dalam bengkel kerja dipasang rambu-rambu K3L yang sesuai dengan karakteristik dari bengkel. Beberapa fungsi dari rambu keselamatan kerja adalah:

a) Menarik perhatian terhadap adanya bahaya keselamatan dan kesehatan kerja.

b) Menunjukan kemungkinan adanya potensi bahaya yang mungkin tidak terlihat.

c) Menyediakan informasi umum dan memberikan pengarahan.

d) Mengingatkan para karyawan dimana harus menggunakan alat pelindung diri.

e) Mengindikasikan dimana peralatan darurat keselamatan berada.

f) Memberikan peringatan waspada terhadap beberapa tindakan atau perilaku yang tidak diperbolehkan.

Gambar 1. 7 Jenis warna dan makna (a) serta bentuk geometri dan kelompok rambu (b) yang dipakai pada K3

Gambar 1. 8 Sub Kelompok Rambu Keselamatan dan Contoh Rambu Keselamatan

e. Penataan Bengkel Kerja

Pemeliharaan keamanan, merupakan usaha untuk menghindari kecelakaan. Masalah yang harus diperhatikan dalam pemeliharan keamanan kerja pada bagian mesin adalah:

1) pemeliharaan lingkungan kerja

2) pemeliharaan mesin dan peralatan serta bahan yang dugunakan

3) pemeliharaan keadaan/kondisi karyawan

4) pemeliharaan tata cara kerja.

Sikap yang harus diperhatikan oleh pekerja dalam melaksanakan tugasnya antara lain:

1) Setiap pekerja bertugas sesuai dengan pedoman penuntun yang diberikan

2) setiap kecelakaan atau kegiatan yang merugikan harus segera dilaporkan kepada atasan/instruktur.

3) setiap peraturan dan ketentuan yang ada harus dipatuhi.

4) semua peralatan dan perlengkapan K-3 harus dipakai bila diperlukan.

5) setiap pekerja harus saling mengingatkan akan perbuatan/kondisi yang membahayakan.

f. Penerapan K3 pada Bengkel Kerja

Penerapan K3 di bengkel kerja, tidak terlepas dari sistem manajemen bengkel yang diterapkan pada bengkel tersebut. Sistem manajemen bengkel yang diterapkan di bengkel pada penerapan K3 terdiri atas:

1) Pengenalan pekerja

Agar penempatan pegawai tepat sesuai dengan jenis pekerjaan/ bidangnya, maka sebaiknya calon-calon pegawai, diseleksi menggunakan tes-tes psikoteknik dan pemereiksaan kesehatan

2) Organisasi Keselamatan Kerja

Bagi perusahaan/bengkel yang mengutamakan keselamatan kerja harus mempnyai organisasi yang baik dan mencerminkan keterlibatan semua fihak.

3) Analisis keselamatan Kerja Organisasi

a) Organisasi

Tindakan perusahaan/ bengkel dalam pembinaan dan pengendalian keselamatan kerja yang merupakan salah satu tanda sejauh mana pihak manajemen mengenal titik-titik kelemahan yang diterapkan pada sistem perusahaan. 

b) System mengenali masalah dan bahaya

Dalam mengenali masalah dan bahaya yang dihadapi pekerja/ siswa melalui;

- analisa keselamatan kerja

- contoh-contoh keselamatan kerja

- teknik “Critical Incident” yang mungkin atau telah terjadi

c) analisis kecelakaan kerja

Disamping keselamatan kerja, setiap kecelakaan harus dianalisis untuk mengetahui penyebab kecelakan tersebut.

Beberapa kasus kecelakaan yang terjadi akibat tidak diterapkannya K3 sebagaimana gambar berikut.

Gambar 1. 9 Contoh Kasus Kecelakaan Kerja


Baca Juga:

Modul Belajar Mandiri Peralatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Modul Belajar Mandiri Penggunaan Alat Pelindung Diri dalam bekerja

Posting Komentar